Kau Laksana Bulan

Kau Laksana Bulan
~~Iman di hati, cinta hanya kepada Ilahi~~

Denganmu atau tanpamu

Dengan Atau Tanpamu, Kaku disatu cinta. Cinta melirikan lara. Gerak kerinduan, sendiri tanpamu. Kadang menusukkan jiwaku. Namun aku tetap tega jua lalu ku tempuhi semuanya. Cinta luhur digilap menjadi cahaya, Dengan mu hidup lebih bermakna. Keyakinanku pun semakin bertambah. Semakin mudah kaki mengatur langkah, rasa tepatnya pilih hidup bersama denganmu.

Sebelum terjatuh sakitnya tak tertanggung.Atau kemungkinan langit esok mendungDibawah langit yang terbukaKu mohon rahmat Tuhan Yang Esa

Kalau ditakdirkan aku harus berhadapanBerakhirnya suatu ikatanAkan aku relakan pada perpisahanNyawa berpisah dari badan

Kalau ditakdirkan berakhir dipertengahanSuratan sebuah percintaanSanggup aku menahanPedih perpisahanWalau menghiris perasaanSakitnya biar aku rasakan..

Saturday, February 24, 2007

SEBUAH PERTEMUAN

Ketika diri mencari sinar
Secebis cahaya menerangi laluan
Ada kalanya langkahku tersasar
Tersungkur di lembah kegelapan

Bagaikan terdengar bisikan rindu
Mengalun kalimah menyapa keinsafan
Kehadiranmu menyentuh kalbu
Menyalakan obor pengharapan

Tika ku kealpaan
Kau bisikkan bicara keinsafan
Kau beri kekuatan, tika aku
Diuji dengan dugaan…
Saat ku kehilangan keyakinan
Kau nyalakan harapan
Saat ku meragukan keampunan Tuhan
Kau katakan rahmat-Nya mengatasi segala

Menitis airmataku keharuan
Kepada sebuah pertemuan
Kehadiranmu mendamaikan
Hati yang dahulu keresahan

Cinta yang semakin kesamaran
Kau gilap cahaya kebahagiaan
Tulus keikhlasan menjadi ikatan
Dengan restu kasih-Mu, oh Tuhan

Titisan air mata menyubur cinta
Dan rindu pun berbunga
Mekar tidak pernah layu
Damainya hati Yang dulu resah keliru
Cintaku takkan pudar diuji dugaan
Mengharum dalam harapan
Moga kan kesampaian kepada Tuhan
Lantaran diri hamba kerdil dan hina

Syukur sungguh di hati ini
Dikurniakan teman sejati
Menunjuk jalan dekati-Nya
Tika diri dalam kebuntuan

Betapa aku menghargai
Kejujuran yang kau beri
Mengajarku mengenal erti
Cinta hakiki yang abadi

Tiada yang menjadi impian
Selain rahmat kasih-Mu Tuhan
Yang terbias pada ketulusan
Sekeping hati seorang insan
Bernama teman

Thursday, January 25, 2007

Dengan Atau Tanpamu

Kaku disatu cinta
Cinta melirikan lara
Gerak kerinduan
Sendiri tanpamu
Kadang menusukkan jiwaku

Namun aku tetap tega jua
Lalu ku tempuhi semuanya
Cinta luhur digilap menjadi cahaya
Dengan mu hidup lebih bermakna

Keyakinanku pun semakin bertambah
Semakin mudah kaki mengatur langkah
Rasa tepatnya pilih hidup bersama denganmu

Sebelum terjatuh sakitnya tak tertanggung
Atau kemungkinan langit esok mendung
Dibawah langit yang terbuka
Ku mohon rahmat Tuhan Yang Esa

Kalau ditakdirkan aku harus berhadapan
Berakhirnya suatu ikatan
Akan aku relakan pada perpisahan
Nyawa berpisah dari badan

Kalau ditakdirkan berakhir dipertengahan
Suratan sebuah percintaan
Sanggup aku menahan
Pedih perpisahan
Walau menghiris perasaan
Sakitnya biar aku rasakan

Wednesday, January 24, 2007

Semakin Hari Semakin Sayang


Bila memandang gambar mu
Hatiku rasa terharu
Senyuman dibibirmu
Menawan kalbu

Mengapa hanya bayangan
Tak sanggup berjauhan
Andainya kita bersua
Betapa mesra

Ku dampingi mu oh sayang
Hati berlagu riang
Teringat malam dan siang
Bertambah sayang

Sungguh ku terposana
Serasa kau bersama
Memberi kucupan mesra
Daku bahgia

Semakin hari kukenang
Jiwaku rasa tak senang
Semakin hari kupandang
Semakin sayang

Thursday, January 18, 2007

Biar Bulan Bicara oleh Broery Marantika

Bulan sabit
Yang jatuh dipelataran
Bintang redup
Tanpa cahaya gemintang
Langkah tanpa arah
Sesat di jalan yang terang
Aku yang terlena dibuai pelukan dosa

Chorus:
Ingin pulang membalut luka hatimu
Ku pun tahu betapa pedih batinmu
Beri kesempatan atau jatuhkan hukuman
Andai maaf pun tak kau berikan

Air mata tulus jatuh di sudut bibir mu
Tak terlintas dendam di bening mata indah mu
Aku yang merasa sangat berdosa pada mu
Masih pantaskah mendampingi mu

Biar lah bulan bicara sendiri
Biarlah bintang kan menjadi saksi
Tak kan ku ulangi walau sampai akhir nanti
Cukup derita sampai di sini

Sunday, January 14, 2007

Berkat Kasihmu

Sesungguhnya ku merasa
Indah sungguh hidup ini
Kau pancar sinar kasih
Berseri aku rasakan
Sesaat ku bersamamu
Terhapus sepi...

Harum sungguh kasihmu
Tak pernah ku merasakan
Hidupku dulu kelam
Kini bercahaya...

PadaMu oh Tuhan
Sering ku berdoa
Restuilah pertemuan ini
Biar abadi...

Tersenyum sendiri
Bukti kesyukuran
Dengan berkat kasihmu
Bahagianya hidupku...

Tak perlu ada kebimbangan
Kutahu tulusnya kasihmu
Melangkah kita sehaluan
Memuji kebesaranNya
Jatuh bangun tetap bersama
Berulam garam pun aku rela
Yang pastinya kau ada di sisi
Itu cukup memadai...

Hidupku dulu kelam
Kini bercahaya...
Dengarlah

Angin berlalu bagaikan sepi
Sewaktu semilirnya tanpa seri
Khabar ditunggu terlerai kini
Bersama tangisan hiba sekeping hati
Walau tanpa jalinan sendu di sisi

Tenanglah wahai sanubari
Mengalirlah umpama air di kali
Walau dikicah mahupun dicencah
Tetap ia berhenti gelisah

Sejuklah aduhai kalbu
Dinginlah dan tuluslah seperti salju
Jangan difikir semarak lalu
Walau terpaksa menghirup pilu
Buat menunggu untaian kasihmu
Pastinya ku utus setulus rinduku

Tuesday, January 09, 2007

Semoga setelah malam sepi nan sulit ini
kita akan berkumpul lagi
dalam naungan yang teduh.
Rembulan terus bersinar dengan indah
unggas-unggas terus bernyanyian
alam dan tumbuhan mendoa kebahagiaan.
Sesungguhnya
setelah berlalunya berbagai kesulitan,
tentu hari-hari berikutnya
akan ada kebaikan yang banyak.

Masihkah kau ingat...kita berlari-lari..
di kaki langit mencari pelangi...
Masihkah kau ingat...kita berlari-lari
di kaki langit mencari pelangi....
lalu hujan turun....kita basah bersama
masih kah kau ingat...masih kah kau ingat...


Tolehlah sebentar di sini
Yang ini hati di hujung jendela pintumu...

Izinkah teduhku di sini?
Atau jiwa kekar yang tega...
Mengaduk degup denai kecil
kewalahan mendamba sungai deras
Seperti bukan dalam manik yang dihitung
Melepas ke alur mencari laut luas...

Izinkah baringku di sini?
Menghempas lelah memasuki dadamu
Terdengarkan resah...
Kudongak ke langit bertanyakan Jiwaku...
Mengisahkan pelupuk matanya yang lembab
Bercerita tentang gerimis
Berkeluh mereguk rindu di wajahku...

Yang Jiwaku merintih takut terlepaskan...
Nada yang mulus melontar lirih
Yang katanya...
Tidurlah Hati....Jiwamu di sini....

Izinkah mimpiku di sini?
Mengeluh dalam waktu yang tidak cukup
Membujuk jiwamu menguntumkan mawar
Lepaskan pergi guyuran resah yang berontak
Biarkan mimpi ini lama berkisah...
Dalam sesaat pun tiada kuizin bayangmu menjauh....


Sunday, January 07, 2007

Hatiku terasa sedih saat menanggung derita
namun terkadang kesengsaraan bagiku
ada hikmahnya
Begitu banyak hari
yang diawali dengan kesusahan dan kesedihan
namun berakhir
dengan kesenangan dan kegembiraan
Aku tidak merasa berat
dengan kesusahan yang menimpaku
kerana aku yakin
akan ada jalan keluar di balik kesusahan.
Hujan Rindu

Genggamlah aku dalam mimpimu
dan engkau dalam rinduku
sebelum kabut menyingkap
relakan nafas bersatu lagi......

aduhai hati..
sebenarnya engkau telah kusatukan dalam nafas
sehingga kedegup jantungku berdenyut namamu
lantas lenamu dalam hatiku..
dan aku dalam dengkur kasihmu..

selendangkan aku sutera cintamu
dan engkau dalam asmaraku
maka yang dijadikan
tersimpul dalam yang menjadikan

aduhai hati..
sebenarnya lah engkau adalah pautan hati
sehingga nafas berhembus dalam gegar gemala
pantasnya engkau berdiam dalam kalbuku
dan aku dalam hatimu..

aduhai hati..
dengarilah mutiara rinduku menitis
dendangan keramat berladung silau
barangkali telah melewati seabad
maka aku tertinggal sendirian
dengan tidak menyedari..

hanya..
asyik menanti hujan berhenti..

Friday, January 05, 2007

Betapa sering engkau mengeluh dan mengatakan
bahawa engkau tidak punya apa-apa
padahal bumi, langit, bulan dan bintang-bintang
disediakan untukmu.

Bunga-bunga yang beraneka warna
nan harum semerbak aromanya
dan burung-burung yang merdu kicauannya.

Air yang ada di sekitarmu berkilauan bak perak
dan mentari yang ada di atasmu
rembulan yang bersinar malamnya
bak emas nan menyala.

Dunia dengan segala keindahannya
disajikan untukmu
maka mengapa engkau bermuram durja.

Dunia pun tersenyum
maka mengapa engkau tidak ikut tersenyum.

Jika engkau bersedih
kerana kegagalan yang telah lalu
maka mustahil engkau dapat meraihnya kembali
dengan menyesalinya.

Atau engkau takut kecewa seterusnya
maka mustahil engkau dapat mencegahnya
hanya dengan bermuram durja.

Atau engkau telah lalui masa mudamu
maka jangan kau katakan bahawa zaman telah menua
kerana sesungguhnya zaman tidak menua.

Perhatikanlah
sampai sekarang masih bermunculan dari bumi
berbagai tumbuhan yang sangat indahnya
hingga seakan-akan berbicara kepadamu.


"Hanya Tuhan yang tahu apa yang kita fikirkan namun jangan nafikan kita tak fikirkan mereka yang berada di hati kita......Walau apa kesudahannya hidup ini, aku akan sentiasa memikirkan mu...
Semoga sentiasa tersenyum dan aku juga akan tersenyum bila memikirkan
dirimu..."

Thursday, January 04, 2007

Ku duduk sendiri
kala orang semua tetap tidur
dan malam pun telah larut.
Kerinduanku kepadamu membuatku tak dapat tidur
wahai manusia yang termulia.
Kau penuhi hati ini dengan kecintaan
hingga malam-malam yang ku lalui
sentiasa indah oleh sinar rembulanmu.

Semoga hidupmu selalu indah
selagi kehidupan manusia lainnya terasa pahit.
Semoga engkau senantiasa nyaman
selagi banyak manusia merasa hidup tertekan.
Jika cinta yang kau miliki adalah cinta sejati
maka segalanya akan menjadi mudah.

Tuesday, January 02, 2007

Ikhtiar Bantal Busuk...

Tuhan menyuruh kita berikhtiar,
mencari jalan sebelum menadah tangan
memohon belas kasihan.

Apakah daya kita, hendak
mencakar kuku tiada, hendak
menggigit taring melengkung, hendak
menumbuk tangan luka, hendak
menendang kaki kudung.

Fikiran sahaja tanpa-apa
tidak dapat memulangkan air yang telah keluar ke mata.

Malam itu aku letakkan otakku ke atas bantas busukku

Aku mengasahnya bertalu-talu
Tiba-tiba
dan air mata yang sekian lama menitis
ke atas bantal busukku
di malam-malam sepi
membisik kata-kata:
Minta.
Kehibaan dan nestapa tak di pakai selamanya.
seperti malam menunggu bulan menjelma
pergilah sepi, pergilah derita selamanya.
Secangkir Kasih Sebatang Dian...

Gelap malam pun turun
menyelubungi hidupku
dengan gundah dan rawan.

Ketika aku melangkah, perlahan-lahan
ke daerah kecewa, tiba-tiba kau datang ke
hadapanku,
membawa secangkir wangian kasih tujuh warna
dan sebatang dian yang menyala.

Kau pun basuh duka
yang terpancar di wajahku
kau pulangkan maruah yang telah lama hilang,
dan
kaki untuk aku berdiri.

Maka aku pun kembali menjadi manusia.

Dian yang kau berikan padaku dulu
sentiasa kusimpan rapi.
Setiap malamku menjadi gelap
dan ada suara-suara yang menangis hiba
takutkan kegelapan dan kedukaan
aku nyalakan dian pemberianmu itu.
pasti malam menjadi terang.
Indah Lenaku...

Laksana hujan yang turun
pada bumi gersang
kau datang ke dalam hidupku.
Sepertimana bumi menjadi subur
aku pun makmur.

Laksana hujan yang turun
lalu pulang ke laut
kau datang menyegari hidupku
pun bayu bertiup lembut sayu.

Di bumi yang segar
dibasahi air kasihmu
benih pun subur menjadi pohon.
Bergayut di dahannya buah yang ranum
manisnya bagaikan madu.

Kulihat laut yang menghampar saujana
gunung ganang menghijau berdiri gagah
malam-malam rindu menantikan bulan
siang cemburu dengan kehadiran mentari.
Bayu bertiup bertasbih mendoakan
selamat beristirehat malam.
Usah gusar pada mereka mereka yang berduka
kerna hadirnya seperti malam dan siang
hilang gelap muncullah terang.